Pernah
dengar nama Bahlul? Seorg "bijak" yg berlagak gila yg hidup di zaman
Harun Rasyid, khalifah Abbasiah yg berkuasa di akhir2 abad kedua hijriah.
Alkisah,
Harun melihat si Bahlul sedang duduk di samping sebuah kuburan.
Harun
menegurnya. "Hai gila, kenapa kau ga waras2, menghabiskan waktumu duduk di
samping kuburan?"
Melihat
Harun, si Bahlul lari ke arah pohon yg ada di sekitar situ. Bahlul duduk di
atas dahannya yg cukup tinggi sambil menatap wajah sang khalifah dan para
pengawalnya yg senantiasa sigap.
Harun
teriak lagi. "Dasar gila kau Bahlul. Kalaulah Allah memberimu sedikit akal
kau tak akan berbuat hal seperti ini."
Dari atas
pohon Bahlul teriak: "Hai Harun. Engkau yg gila, bukan aku. Aku sehat dan
bisa berfikir normal. Tapi kau, gila dan tidak berpkir normal."
Melihat
tingkah si Bahlul Harun tertawa terbahak2. Pengawal2 yg bersamanya juga
menertawakan si Bahlul. Bagi mereka prilaku si Bahlul adalah tontonan hiburan
yg langka.
Harun
penasaran. Dia bertanya, kenapa begitu? Aku tidak berbuat yg aneh2. Tapi kau
Bahlul, tingkah lakumu aneh. Jadi pantas memang apabila org menyebutmu gila.
Sambil
menatap istana Harun yg megah, Bahlul berkata: Hai Harun, Tak lama lagi kau
akan pindah ke liang lahad ini. Kau akan hidup selamanya di sana. Tapi kau
biarkan tempatmu di alam barzakh ini kecil, rusak, buruk dan bisa jadi tempat
kubangan yg penuh siksa. Sementara kau sibuk menghias istanamu yg sebentar lagi
akan kau tinggalkan dan jadi rebutan org lain.
Kalau kau
berfikir normal pasti kau akan bangun indah istanamu di sana. Bukan istanamu yg
di sini.
Aku tidak
gila. Aku normal. Sebab aku bangun istana yg nyaman untuk rumahku di
"sana". Rumahku di sini kubiarkan buruk. Karena sebentar lagi aku jg
akan meninggalkannya selamanya.
Harun
terdiam. Kata2 bijak si Bahlul seperti memecut jantungnya yg membuatnya
berdebar.
"Siapa
yg normal, Harun atau Bahlul? Siapa yg gila, Harun atau Bahlul?", teriak
si Bahlul dari atas pohon.
Harun
terdiam kaku. Dia malu. Beberapa saat kemudian
Harun
menawarkan jasa, apapun yg Bahlul
butuhkan Harun berjanji akan memberikannya. Begitu kata Harun menghibur
dirinya.
Bahlul
bilang, aku hanya minta tiga hajat dari sang khalifah.
Pertama,
panjangkan umurku; kedua, tahan malaekat maut apabila mau dtg mencabut nyawaku.
Ketiga,
masukkan aku ke dalam sorga dan bebaskan aku dari api neraka.
Harun
menundukkan wajahnya sambil berkata, " Hai Bahlul, maafkan aku. Aku tidak
blh memenuhi permintaanmu ini?
Bahlul
tertawa keras dari atas pohon. Dengan suara tinggi dia berkata, "hai
Harun, kalau begitu kau bukan raja dan bukan juga penguasa. Kau hanyalah
makhluk Allah yg lemah seperti aku. Aku tak perlukan apa2 darimu. Tempat aku
meminta segala hajat2ku hanyalah Allah semata2.
0 Ulasan